Dengar Tubuhmu Bicara! Ini 5 Tanda Jika Anda Lari dengan Teknik yang Salah

Teknik Lari yang Salah

Berlari merupakan olahraga yang populer karena memberikan banyak manfaat bagi kebugaran fisik dan mental. Namun, tidak semua orang dapat melakukan teknik yang benar. Kesalahan seperti mengabaikan intensitas lari, menggunakan sepatu yang tidak sesuai, atau mengabaikan teknik dasar sering terjadi, terutama pada pemula. Jika terus diabaikan, hal-hal tersebut dapat meningkatkan risiko cedera serius dan menurunkan motivasi untuk berlari.

Tanda Lari dengan Teknik yang Salah

Tanda Anda menggunakan teknik yang salah dapat ditandai dengan nyeri otot dan sendi setelah berlari terutama di area seperti lutut, tulang kering, tumit, atau pinggul.

1. Otot dan Sendi Terus Nyeri

latihan kekuatan, smartwatch garmin original

Nyeri ringan setelah berlari adalah hal wajar terutama bagi pelari pemula. Namun, jika rasa sakit terus berlanjut maka bisa jadi hal tersebut akibat dari teknik yang salah. Nyeri lutut dan pinggul bisa jadi disebabkan oleh langkah yang terlalu lebar. Sedangkan nyeri pada telapak kaki bisa menjadi tanda awal plantar fasciitis.

Bila nyeri tetap terasa meskipun telah beristirahat cukup lama atau terdapat bengkak dan kemerahan pada sendi dan otot tertentu, maka Anda bisa mengatasinya dengan cara di bawah ini: 

  • Pastikan sepatu lari yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk kaki dan gaya berlari Anda.
  • Kurangi intensitas, durasi, atau frekuensi lari.
  • Terapkan aturan "10%" dengan meningkatkan intensitas secara bertahap dan kurangi frekuensi atau durasi latihan jika rasa sakit tidak membaik. Hindari menambah beban latihan lebih dari 10% per minggu.
  • Ganti sepatu setelah menempuh jarak 300–350 mil untuk mencegah cedera akibat sepatu yang sudah tidak sesuai.
  • Jika nyeri berlanjut lebih dari beberapa hari meskipun sudah beristirahat, segera konsultasikan dengan fisioterapis atau tenaga medis profesional.

2. Berlatih Terlalu Berat - Overtraining

kesalahan lari

Overtraining adalah masalah serius bagi setiap pelari. Batas antara "melatih diri agar lebih kuat" dan "memaksakan diri hingga cedera" sering kali sangat tipis. Padahal, memaksakan tubuh terlalu keras dapat menyebabkan kelelahan, gangguan suasana hati, dan tidur tidak nyenyak yang merupakan gejala khas dari overtraining.

Ciri Anda mengalami overtraining adalah saat denyut nadi meningkat secara signifikan dibandingkan saat dalam kondisi normal. Kemudian otot terasa kaku secara terus menerus meskipun telah melakukan pendinginan. Selain itu, yang paling sering dialami adalah gangguan pola tidur dan mooda yang cepat berubah.

Bila Anda merasakan hal-hal tersebut setelah lari dan berlangsung dalam waktu beberapa hari, cobalah untuk mengatasinya dengan cara berikut:

  • Beristirahatlah sejenak untuk memberi kesempatan tubuh pulih selama beberapa hari tanpa latihan intens.
  • Perhatikan asupan nutrisi dan hidrasi agar tubuh tetap bertenaga. Kekurangan kalori dan cairan dapat meningkatkan risiko cedera.
  • Lakukan latihan silang (cross-training) yang berintensitas rendah, seperti berenang, bersepeda, atau yoga.

3. Melangkah Terlalu Jauh - Overstriding

Melangkah Terlalu Jauh - Overstriding

Banyak orang beranggapan bahwa melangkah lebih panjang dapat membuat lari menjadi lebih cepat dan efisien. Namun, melangkah terlalu panjang justru memberi beban lebih pada kaki dan meningkatkan risiko cedera.

Menjejakkan kaki terlalu jauh di depan pusat gravitasi tubuh akan memicu "braking force," yaitu gaya yang menghambat laju lari dan memberi tekanan lebih pada tulang kering, lutut, dan pinggul.

Overstriding terjadi saat telapak kaki mendarat tepat di depan lutut sehingga pendaratan sering terjadi pada bagian tumit. Kemudian saat bunyi hentakan terdengan keras saat kaki menyentuh tanah juga merupakan Overstriding yang membuat lutut atau tulang terasa pegal dan nyeri setelah berlari.

Untuk mengatasinya, Anda bisa menggunakan cara di bawah ini:

  • Tingkatkan cadence (jumlah langkah per menit), idealnya dalam rentang 160–190 spm (steps per minute) untuk mengurangi risiko cedera.
  • Fokuskan pendaratan pada bagian tengah kaki (mid-foot), yang sebaiknya berada tepat di bawah tubuh bukan terlalu jauh di depan.
  • Latih kekuatan otot inti dan pinggul untuk menjaga postur tubuh tetap tegak dan stabil.

4. Postur Lari yang Keliru

Postur Lari yang Keliru

Kesalahan lain yang sering terjadi ketika berlari adalah membungkukkan tubuh secara berlebihan, menunduk, atau tanpa sadar mengangkat bahu saat merasa lelah. Padahal, hal ini dapat menyebabkan ketegangan pada otot leher dan punggung. Postur tubuh yang buruk saat berlari juga dapat mengurangi efisiensi gerakan, memicu ketegangan otot, dan meningkatkan risiko cedera.

Ketika lari dengan postur yang salah, biasanya Anda akan merasakan bahu yang pegal, kaku, atau secara tanpa sadar bahu akan terangkat mendekati telinga saat berlari. Kepala yang terlalu condong ke depan juga bisa menyebabkan ketegangan pada leher.

Belum lagi saat Anda membungkukan badan terlalu berlebihan maka bisa menyebabkan kesulitan untuk bernapas panjang karena dada terasa terkunci saat melakukannya. Karena itulah, untuk mengatasinya Anda bisa menggunakan cara di bawah ini: 

  • Tegakkan tubuh dengan benar dan tidak terlalu berlebihan.
  • Jaga pandangan tetap ke depan dan hindari menunduk saat berlari.
  • Rilekskan bahu dan lengan, biarkan lengan bergerak maju mundur secara alami.
  • Lakukan latihan seperti wall push-up untuk melatih postur tubuh saat berlari.

5. Mengabaikan Peringatan dari Tubuh

Mengabaikan Peringatan dari Tubuh

Salah satu kesalahan terbesar adalah memaksakan diri meskipun tubuh sudah memberikan sinyal untuk berhenti. Karena jika terus dipaksakan, risiko cedera akan semakin tinggi dan pemulihan justru memakan waktu yang lebih lama.

Biasanya tubuh memberi sinyal dengan rasa nyeri yang tidak kunjung hilang meskipun telah mengurangi intensitas latihan. Bisa juga rasa sakit pada persendian atau otot tertentu yang seringnya terjadi setiap kali mulai berlari. Bila terus diabaikan, tidak hanya mengalami cidera serius, namun Anda juga bisa kehilangan motivasi untuk mengerjakan berbagai hal meskipun bukan untuk lari.

Bila hal tersebut telah terjadi, solusi yang bisa Anda lakukan adalah mencoba beberapa hal berikut ini: 

  • Jangan ragu untuk meminta saran dari fisioterapis atau pelatih bersertifikat untuk mengevaluasi teknik lari Anda.
  • Utamakan pemulihan dengan melakukan peregangan, latihan kekuatan, istirahat yang cukup, dan memastikan asupan nutrisi terpenuhi.
  • Jika rasa sakit tidak mereda setelah beberapa hari beristirahat, segeralah periksakan ke dokter terkait  kondisi Anda.

Dengan menerapkan teknik yang tepat, porsi latihan yang seimbang, dan selalu peka terhadap sinyal tubuh, Anda bisa terus berlari dengan aman dan menyenangkan.

Temukan Rahasia Latihan Pelari Pro di Sini!

Tertarik mengetahui bagaimana pelari profesional melatih tubuh mereka dengan teknik yang tepat agar selalu bertenaga dalam berbagai aktivitas?

Jangan khawatir, kini Anda bisa menemukan Rahasia Latihan Pelari Pro yang membuat mereka selalu mencatatkan rekor terbaik di setiap kesempatan.

Klik link berikut untuk meningkatkan performa lari Anda!